Awalnya dualisme kompetisi hingga sekarang menjadi dualisme organisasi. Dari PSSI hingga muncul KPSI. Ada apa dengan sepak bola Indonesia kini ? Bukan prestasi yang di cari tapi malah memperebutkan posisi. Dunia sepak bola Indonesia kembali di uji dengan dualisme organisasi yang semakin membuat kusut permasalahan yang telah ada.
Tidak ada prestasi yang bisa di banggakan dari sepak bola Indonesia selain permasalahan. Ibarat pepatah mengatakan tong kosong nyaring bunyinya. Masih segar dalam ingatan bagaimana tim nasional Indonesia dengan “senang hati” membuat sejarah terburuk bagi dunia sepak bola nasional, kalah 10 gol tanpa sanggup membalas. Masih kurangkah duka sepak bola nasional setelah menerima kenyataan ini ??
Tidak ada prestasi yang bisa di banggakan dari sepak bola Indonesia selain permasalahan. Ibarat pepatah mengatakan tong kosong nyaring bunyinya. Masih segar dalam ingatan bagaimana tim nasional Indonesia dengan “senang hati” membuat sejarah terburuk bagi dunia sepak bola nasional, kalah 10 gol tanpa sanggup membalas. Masih kurangkah duka sepak bola nasional setelah menerima kenyataan ini ??
Ternyata kekalahan memalukan ini justru menjadi awal perseteruan baru, munculnya dualisme organisasi yakni PSSI dan KPSI. Anehnya lagi, KPSI yang belum (tidak pernah) di akui FIFA justru terlihat lebih agresif untuk melakukan tindakan nyata. Sebaliknya, PSSI selaku organisasi yang “resmi” justru terkesan adem ayem. Salah satu buktinya adalah ketidak adanya pelatih di tim nasional senior, bagaimana ingin membangun sebuah tim nasional yang kuat jika pelatih saja di tentukan ketika sebuah kejuaran akan berlangsung ? Mimpi untuk melihat tim Garuda semakin menjauh jika melihat kenyataan ini.
Ada apa dengan sepak bola Indonesia ? Tidak ada yang tahu persisi apa yang terjadi dengan sepak bola nasional. Kalau boleh di sebut, satu hal yang nyata adalah dengan munculnya liga illegal yang di buat oleh Arifin Panigoro yakni Indonesia Premier League (IPL). Kemunculan yang terkesan di paksakan itu bisa di jadikan sebagai awal dari semua kekisruhan yang muncul di tubuh sepak bola nasional. Mundurnya Nurdin Halid dari posisi ketua umum PSSI ternyata tidak memiliki dampak perubahan bagi dunia sepak bola Indonesia.
Djohar Arifin yang terpilih sebagai ketua umum yang baru tidak bisa berbuat banyak setelah membuat heboh dengan kontroversi pemecatan pelatih timnas Alfred Riedl di awal masa jabatannya. Kontroversi kembali di munculkan saat menambah jumlah peserta liga kasta tertinggi dan mengubah sistem kompetisi serta pengelolanya. Tidak puas dengan keputusan tersebut, klub–klub yang telah memiliki latar belakang sejarah kuat di tanah air akhirnya bergabung dengan kompetisi yang telah mereka ikuti pada tahun sebelumnya ISL.
Dualisme kompetisi kembali terjadi, dan puncaknya adalah ketika pemain timnas hanya bermaterikan pemain IPL di permalukan dengan sangat telak oleh Bahrain 10-0. Kisruh sepak bola Indonesia sepertinya tidak akan pernah berakhir. Awal muasal semua kisruh ini adalah ARIFIN PANIGORO karena dia lah yang mendirikan liga saingan IPL di pertengahan tahun lalu.
gambar di ambil dari : timnassuporter.co.cc
gambar di ambil dari : timnassuporter.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar